Rabu, 22 Oktober 2014

CARI HUTAN - IN SEARCH OF FOREST

https://www.youtube.com/watch?v=WXVO0pxn-Kk&list=PL264D4F50BA493405
Dari Video "CARI HUTAN - IN SEARCH OF FOREST" ini kita dapat mengetahui keadaan hutan di Indonesia khususnya di Kalimantan dan Sulawesi.
Banyak sekali terjadi Illegal Loging (Pembalakan Liar), Kebakaran Hutan, Tambang Liar, Penambakan Liar, dan yang paling dominan Alih Fungsi Hutan menjadi Kebun Kelapa Sawit.
Memang kebun kelapa sawit terbilang menguntungkan, namun bagaimana jika dibandingkan dengan efek yang ditimbulkan??
Hutan kita hilang, habitat makhluk hidup terganggu yang berakibat berkurangnya keanekaragaman hayati. bukan hanya berkurang, bisa jadi musnah.
Minyak sawit digunakan dalam berbagai produk terutama kosmetik. kandungan kelapa sawit dalam kosmetik disebut PALMITATE. Apa itu palmitate? palmitate adalah sebangsa Vitamin A yang berfungsi sebagai antioksidan dan merupakah salah satu kandungan dalam produk sunscreen. Namun, beberapa bentuk Vitamin A yang terkandung dalam produk SPF merupakan kombinasi antara retinol (Vitamin A) dan palmitic acid. Dua bahan itu adalah bahan yang terkandung dalam kelapa dan kelapa sawit, yang berbahaya saat terkena sinar UV. Retinol akan pecah dan menghasilkan radikal bebas berbahaya yang meracuni sel-sel kulit, merusak DNA, dan memicu risiko kanker. Bahaya Bukan??
Selain itu, hasil dari penebangan hutan secara illegal tersebut kayunya dikirim ke luar negeri dan diproses menjadi kertas bersertifikat kemudian dikonsumsi kembali oleh indonesia dgn harga yang lumayan "Mahal". Bodohnya Indonesiaku... -_-
Mantan Mentri Perhutanan pun menyatakan bangga namun menyesal. karena apa? karena di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun saja mampu menambah luas kebun kelapa sawit dengan mengalih fungsikan hutan menjadi lahan kebun kelapa sawit, akan tetapi beliau menyesal karena efek negatifnya baru terasa 3 tahun terakhir ini.
Selama ini kita selalu menyalahkan penebang kejam. Namun kita lupa bahwa kita ikut serta dalam penebangan kejam tersebut dengan permintaan konsumsi kita yang tidak ada batasnya tanpa memikirkan hari yang akan datang.
Harapan dari serangkaian video dokumenter ini adalah mampu menyadarkan masyarakat indonesia akan pentingnya menjaga lingkungan terlebih khususnya menjaga kelestarian hutan.
Jika tidak ada tindakan masalah akan tetap menjadi subjek perdebatan.
Hanya tindakan yang akan membawa perubahan.
Kalau Bukan Anda yang Memulai, Siapa Lagi???!!! Semangat... (# ^ _ ^ )9
Trimakasih. To: Pak Tanjung.

Kamis, 12 Juni 2014

membangun kunci interpretasi untuk beberapa jenis penutup dan penggunaan lahan



LAPORAN PRAKTIKUM
PENGINDRAAN JAUH
ACARA I
MEMBANGUN KUNCI INTERPRETASI UNTUK BEBERAPA JENIS PENUTUP LAHAN ATAU PENGGUNAAN LAHAN


Description: Description: Description: 1-4732093e4c






Dsusun oleh:                Dibina oleh:
Nurlaela                       Bapak Alfi Nur Rosydi
120721403798             -



PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Oktober 2014
 

A.    Judul:
Membangun Kunci Interpretasi Untuk Beberapa Jenis Penutup Lahan Atau Penggunaan Lahan

B.     Tujuan:
Melatih mahasiswa untuk dapat membangun kunci interpretasi berdasarkan observasi lapangan dan kenampakan pada foto udara sekaligus

C.      Alat dan Bahan:
1.      Foto udara pankromatik
2.      Lembar transparansi
3.      Spidol OHP warna hitam, biru, dan merah
4.      Mistar
5.      ATK

D.    Dasar Teori
Istilah penggunaan lahan (land use), berbeda dengan istilah penutup lahan (land cover). Penggunaan lahan biasanya meliputi segala  jenis kenampakan dan sudah dikaitkan dengan aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan, sedangkan penutup lahan mencakup segala jenis kenampakan yang ada di permukaan bumi yang ada pada lahan tertentu. Penggunaan lahan merupakan aspek penting karena penggunaan lahan mencerminkan tingkat peradaban manusia yang menghuninya (Rizki Oktaviani).
Townshend dan Justice (1981) juga memiliki pendapat mengenai penutupan lahan, yaitu penutupan lahan adalah perwujudan secara fisik (visual) dari vegetasi, benda alam, dan unsur-unsur budaya yang ada di permukaan bumi tanpa memperhatikan kegiatan manusia terhadap obyek tersebut. Sedangkan Barret dan Curtis, tahun 1982, mengatakan bahwa permukaan bumi sebagian terdiri dari kenampakan alamiah (penutupan lahan) seperti vegetasi, salju, dan lain sebagainya. Dan sebagian lagi berupa kenampakan hasil aktivitas manusia (penggunaan lahan).
Interpretasi penggunaan lahan dari foto udara ini dimaksudkan untuk memudahkan deliniasi. Untuk dapat mempercepat hasil inventarisasi dengan hasil yang cukup baik, digunakan pemanfaatan data penginderaan jauh, karena dari data penginderaan jauh memungkinkan diperoleh informasi tentang penggunaan lahan secara rinci.selain itu,  adanya perrubahan pemanfaatan lahan kota yang cepat dapat pula dimonitor dari data penginderaan jauh.
Penggunaan lahan mencerminkan sejauh mana usaha  atau campur tangan manusia dalam memanfaatkan dan mengelola lingkungannya. Data penggunaan/tutupan lahan ini dapat disadap dari foto udara secara relatif mudah, dan perubahannya dapat diketahui dari foto udara multitemporal. Teknik interpretasi foto udara termasuk di dalam sistem penginderaan jauh. (Lillesand dan Kiefer, 1997).
Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk menidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut (Estes dan Simonett, 1975). Interpretasi citra dan fotogametri berhubungan sangat erat, meskipun keduanya tidaklah sama. Bedanya fotogametri berkepentingan dengan geometri obyek, sedangkan interpretasi citra berurusan dengan manfaat, penggunaan, asal-usul, ataupun identitas obyek yang bersangkutan (Glossary of the Mapping Sciences, 1994).
Proses di dalam interpretasi citra, penafsir citra mengkaji citra sekaligus berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menilai arti pentingnya obyek yang tergambar pada citra. Sehingga penafsir citra berupaya untuk mengenali obyek yang tergambar pada citra dan menterjemahkannya ke dalam disiplin ilmu tertentu seperti geologi, geografi, ekologi, dan disiplin ilmu lainnya (Sutanto, 1986).
Rangkaian kegiatan yang diperlukan di dalam pengenalan obyek yang tergambar pada citra yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis....(Lintz Jr. dan Simonett,1976). Deteksi berarti penentuan ada atau tidak adanya sesuatu obyek pada citra. Ia merupakan tahap awal dalam interpretasi citra. Keterangan yang didapat pada tahap deteksi bersfat global. Keterangan yang didapat pada tahap interpretasi selanjutnya, yaitu pada tahap identifikasi, bersifat setengah rinci. Keterangan rinci diperoleh dari tahap akhir interpretasi, yaitu tahap analisis (Lintz dan Simonett, 1976).
Pengenalan obyek adalah bagian penting dalam upaya untuk menginterpretasikan citra. Tidak mungkin dilakukan analisis memecahkan masalah yang sedang dihadapi, jika tidak mengenali identitas dan jenis obyek yang tergambar pada citra. Prinsip pengenalan obyek pada citra mendasarkan atas penyidikan karakteristiknya atau atributnya pada citra. Karakteristik obyek yang tergambar pada citra dan digunakan untuk mengenali  obyek disebut unsur interpretasi citra (Sutanto, 1986).
Menurut Sutanto (1986), karakteristik penting dari obyek pada citra yang digunakan sebagai interpretasi citra terdiri dari delapan unsur. Kedelapan unsur tersebut ialah warna (color)/rona (tone), bentuk (shape), ukuran (size), bayangan (shadow), tekstur (texture), pola (pattern), situs (site), dan asosiasi (association). Di antara kedelapan unsur tersebut, warna/rona merupakan hal yang paling dominan, dan langsung mempengaruhi pengguna citra dalam memulai interpretasi. Sebenarnya, seluruh unsur interpretasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenjang dalam piramida unsur-unsur interpretasi. Jenjang paling bawah terdapat unsur-unsur elementer yang dengan mudah dapat langsung dikenali pada citra, yaitu warna/rona, bentuk, dan bayangan. Pada jenjang berikutnya terdapat unsur-unsur yang membutuhkan pemahaman lebih mendalam tentang konfigurasi obyek dalam ruang, yaitu ukuran, tekstur dan pola. Sementara pada jenjang paling atas merupakan unsur-unsur pengenal utama dan seringkali menjadi faktor kunci dalam interpretasi, namun sekaligus paling sulit dideskripsikan, yaitu situs dan asosiasi.
Latihan di laboratorium dan lapangan sekaligus, sangat diperlukan untuk dapat membangun pemahaman tentang unsur-unsur interpretasi secara utuh dan lengkap. Observasi lapangan dengan panduan foto akan dapat membantu calon-calon penafsir untuk dapat memahami arti setiap unsur interpretasi dan kenyataan kenampakannya di lapangan. Melalui latihan lapangan secara langsung, akan dapat diketahui unsur-unsur interpretasi apa saja yang paling berperan dalam membentuk kunci interpretasi. Kunci intepretasi adalah karakteristik atau kombinasi karakteristik (dalam hal ini diwakili oleh unsur-unsur interpretasi) yang memungkinkan suatu obyek pada citra dapat dikenali (Sabins, 1997).
Foto pankromatik adalah citra foto dari udara yang dibuat dengan menggunakan seluruh spectrum tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu. Foto udara ini sering disebut foto udara konvensional. Ciri foto pankromatik adalah pada warna objek sama dengan kesamaan mata manusia, sehingga baik untuk mendeteksi pencemaran air, kerusakan banjir, penyebarab air tanah, dan air permukaan.
Pada foto pankromatik, rona pada objek serupa dengan warna objek aslinya, karena kepekaan film sama dengan kepekaan mata manusia, resolusi spasialnya halus, stabilitas dimensional tinggi, dan foto pankromatik hitam putih telah lama dikembangkan sehingga orang telah terbiasa menggunakannya.

E.     Cara Kerja
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Deteksi objek yang terekam pada citra foto udara pankromatik
3.      Identifikasi objek berdasarkan ciri-ciri spectral, spasial, dan temporal
4.      Klasifikasi objek yang tampak pada citra berdasarkan pengetahuan
5.      Analisis objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama
6.      Dedukasi objek pada citra kearah yang lebih khusus
7.      Kategorikan peta sesuai dengan jenisnya (penutup lahan dan penggunaan lahan masing-masing 10 objek)
8.      Sajikan data hasil interpretasi citra kedalam bentuk peta yang siap pakai
Langkah-langkah penggambaran peta siap pakai:
a.       Tempel lembar transparansi pada citra foto udara pankromatik
b.      Tarik garis tepi untuk menggambar sisi peta menggunakan spidol OHP warna hitam dilembar transparansi
c.       Gambar jalan menggunakan spidol OHP warna merah dilembar transparansi
d.      Gambar sungai menggunakan spidol OHP warna biru dilembar transparansi
e.       Identifikasi jenis penutup lahan dan penggunaan lahan kemudian gambar menggunkan spidol OHP warna hitam dilembar transparansi
f.       Tambahkan keterangan berupa judul, skala, orientasi, legenda, sumber, identitas mahasiswa pembuat peta, jurusan, universitas, dan tahun pembuatan peta dilembar transparansi
9.      Membuat laporan praktikum

F.      Hasil Praktikum
1.      Peta tentative penutup lahan (terlampir)
2.      Peta tentative penggunaan lahan (terlampir)

G.    Pembahasan
Praktikum kali ini membicarakan tentang interpretasi penutup lahan dan penggunaan lahan secara monoskopis yaitu tanpa bantuan alat dan hanya menggunakan mata. Foto udara yang gunakan dalam praktikum kali ini adalah foto udara pankromatik hitam putih JATIM/BAKO/01-08-93 dengan skala 1: 50.000 dan No peta 67.
Interpretasi citra adalah suatu kegiatan untuk menetukan bentuk dan sifat obyek yang nampak pada citra berikut deskripsinya. Terdapat delapan unsur interpretasi yang digunakan secara konvergen yang digunakan mengenali obyek yang ada pada citra. Kedelapan unsure tersebut meliputi warna atau rona, bentuk, ukuran, bayangan , tekstur, pola, situs, dan asosiasi.



Berikut Jabaran Analisis Peta Tentative:
1.      Penutup Lahan
Hasil pengamatan berupa deliniasi penutup lahan (peta tentatif penutup lahan) foto udara pankromatik hitam putih JATIM/BAKO/01-08-93 dengan skala 1: 50.000 dan No peta 67.
Pada foto udara pankromatik hitam putih yang di deliniasi tersebut, berdasarkan klasifikasi penutup lahan menghasilkan kenampakan penutup lahan berupa:
a.       Jalan Raya
Jalan raya tampak sebagai garis-garis yang menghubungkan daerah penutup lahan satu dengan penutup lahan yang lainnya. Kenampakan jalan raya pada foto pankromatik hitam putih terletak di antara lahan terbangun. Dalam foto udara ini jalan tampak memanjang melewati lahan terbangun, sungai, dan vegetasi. Jalan raya di peta tentative penutup lahan ditandai dengan garis berwarna merah.
b.      Sungai
Pada foto udara sungai tampak seperti garis yang berkelok-kelok dan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Selain itu dari foto pankromatik tersebut sungai dapat dicirikan karena arus mengalir menuju laut. Sungai dipeta tentative penutup lahan ditandai dengan garis berwarna biru.
c.       Vegetasi Kerapatan Sedang
Pada foto udara pankromatik hitam putih yang diinterpretasi, terlihat beberapa kenampakan area vegetasi kerapatan sedang karena diarea ini memiliki rona agak gelap. Vegetasi kerapatan sedang dipeta tentative penutup lahan ditandai dengan kode VKS (Vegetasi Kerapatan Sedang).
d.      Vegetasi Kerapatan Rendah
Pada foto udara pankromatik hitam putih yang diinterpretasi, terlihat beberapa kenampakan area vegetasi kerapatan rendah karena diarea ini memiliki rona cerah. Vegetasi kerapatan rendah dipeta tentative penutup lahan ditandai dengan kode VKR (Vegetasi Kerapatan Rendah).
e.       Lahan Kosong
Pada foto udara pankromatik hitam putih yang diinterpretasi, terlihat beberapa kenampakan lahan kosong karena memiliki rona yang cerah tanpa adanya garis-garis yang menandakan itu sebuah vegetasi. Lahan kosong dipeta tentative penutup lahan ditandai dengan kode LK  (Lahan Kosong).
f.       Lahan Terbangun
Pada foto udara pankromatik hitam putih yang diinterpretasi, terlihat beberapa kenampakan lahan terbangun karena pada area ini tekstur yang tampak agak kasar dengan rona yang agak gelap. Lahan terbangun ini dapat berupa pemukiman, gedung-gedung sekolah dan pabrik, landasan pacu, tambak garam, keramba, lapangan, dll. Latan terbangun dipeta tentative penutup lahan ditandai dengan kode LT (Lahan Terbangun).
Berikut table pengamatan penutup lahan:
Kunci Interpretasi Citra Penutup Lahan
Jalan
Sungai
Vegetasi Kerapatan
Lahan Kosong
Lahan Terbangun
Sedang
Rendah
Penghubung antar daerah penutup lahan
Garis yang berkelok-kelok
Rona agak gelap
Rona cerah
Rona cerah
Rona cerah-gelap
Memanjang melewati lahan terbangun
Arus mengalir menuju ke laut
Tekstur agak kasar
Tekstur halus
Tekstur halus
Tekstur halus-agak kasar







2.      Penggunaan Lahan
Hasil pengamatan berupa deliniasi penggunaan lahan (peta tentatif penggunaan lahan) foto udara pankromatik hitam putih JATIM/BAKO/01-08-93 dengan skala 1: 50.000 dan No peta 67.
Pada foto udara pankromatik hitam putih yang di deliniasi tersebut, berdasarkan klasifikasi penggunaan lahan menghasilkan kenampakan penggunaan lahan berupa:
a.       Jalan Raya
Jalan raya tampak sebagai garis-garis yang menghubungkan daerah penggunaan lahan satu dengan penggunaan lahan yang lainnya. Kenampakan jalan raya pada foto pankromatik hitam putih terletak di antara wilayah permukiman. Dalam foto udara ini jalan tampak memanjang melewati permukiman dan sawah hingga menuju ke lapangan terbang. Jalan raya di peta tentative penutup lahan ditandai dengan garis berwarna merah.
b.      Sungai
Pada foto udara sungai tampak seperti garis yang berkelok-kelok dan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Selain itu dari foto pankromatik tersebut sungai dapat dicirikan karena arus mengalir menuju laut. Sungai dipeta tentative penggunaan lahan ditandai dengan garis berwarna biru.
c.       Lapangan
Pada foto udara pankromatik hitam putih yang diinterpretasi, terlihat kenampakan berupa lapangan dengan ditandai rona agak cerah, tekstur halus, berbentuk persegi panjang, ukuran kecil, dan tampak terdapat gawang. Selain itu posisi lapangan pada citra terletak diantara pemukiman dan area persawahan. Lapangan dipeta tentative penggunaan lahan ditandai dengan kode LAP.
d.      Perguruan Tinggi
Pada foto udara pankromatik hitam putih yang diinterpretasi, terlihat kenampakan berupa perguruan tinggi yang ditandai dengan adanya banyak bangunan dengan posisi yang rapih dan sejajar. Perguruan tinggi memiliki rona yang agak cerah, bentuk persegi dengan kotak-kotak didalamnya yang menandakan gedung, berukuran sedang, serta tekstur agak kasar. Selain itu posisi perguruan tinggi pada citra terletak diantara 2 pemukiman yang kemungkinan adalah pemukiman kota. Perguruan tinggi dipeta tentative penggunaan lahan ditandai dengan kode PT.
e.       Pemukiman
Pada foto udara pankromatik hitam putih yang diinterpretasi, daerah permukiman terlihat kurang detail, namun tetap dapat diinterpretasi, sebab berada di pinggir jalan dan terletak di antara area sawah. Permukiman kota juga nampak berbentuk memanjang apabila terletak di sepanjang jalan dan sepanjang aliran sungai. Namun, beberapa kenampakan permukiman kota berbentuk yang tidak teratur. Rona yang tampak untuk pemukiman adalah agak cerah dengan tekstur kasar karena ukuran pemukiman yang tidak sama atau pola yang menyebar. Pemukiman dipeta tentative penggunaan lahan ditandai dengan kode PM.
f.       Sekolah
Pada foto udara pankromatik hitam putih yang diinterpretasi, terlihat kenampakan berupa sekolah yang ditandai dengan adanya bangunan-bangunan dengan posisi yang rapih dan sejajar membentuk huruf U atau leter U. Sekolah memiliki rona yang agak cerah dengan tekstur agak kasar, dan ukuran kecil. Selain itu posisi sekolah pada citra terletak diantara pemukiman yang kemungkinan adalah pemukiman kota. Sekolah dipeta tentative penggunaan lahan ditandai dengan kode SK.
g.      Tambak Garam
Pada foto udara pankromatik hitam putih yang diinterpretasi, terlihat kenampakan tambak garam yang ditandai dengan rona yang cerah karena banyak mengandung endapan dan air yang sifatnya memantulkan secara maksimal. Selain itu bentuknya yang kotak-kotak dan persegi dengan ukuran kecil-besar, bertekstur kasar, serta berpola memusat di area bibir pantai atau tepi laut. Tambak garam dipeta tentative penggunaan lahan ditandai dengan kode TG.
h.      Keramba
Pada foto udara pankromatik hitam putih yang diinterpretasi, terlihat kenampakan berupa keramba yang ditandai dengan rona yang cerah karena banyak mengandung endapan dan air yang sifatnya memantulkan secara maksimal. Selain itu bentuknya yang kotak-kotak beraturan dengan titik point kecil yang diduga sebagai tempat pengumpul ikan. Ukurannya yang besar, bertekstur kasar serta berpola memusat. Keramba dipeta tentative pengguanaan lahan ditandai dengan kode KR.
i.        Lapangan Terbang
Pada foto udara pankromatik hitam putih yang diinterpretasi, terlihat kenampakan berupa lapangan terbang. Hal ini dapat dilihat dari adanya landasan pacu yang berbentuk persegi panjang yang memanjang dengan terdapat garis putih dibagian tengah lapangan terbang serta ukuran yang besar dan rona yang cerah. Selain itu disisi gambar lapangan terbang terdapat lahan persawahan. Lapangan terbang dipeta tentative penggunaan lahan ditandai dengan kode LT.
j.        Pabrik
Pada foto udara pankromatik hitam putih yang diinterpretasi, terlihat kenampakan berupa pabrik yang ditandai dengan gedung-gedung berbentuk memanjang dengan rona yang terang karena diduga genting pabrik terbuat dari asbes atau alumunium yang dapat memantulkan secara maksimal dengan tekstur kasar. Pabrik dipeta tentative penggunaan lahan ditandai dengan kode PB.
k.      Sawah
Pada foto udara pankromatik hitam putih yang diinterpretasi, terlihat beberapa kenampakan area vegetasi berupa sawah. Area sawah memiliki rona cerah agak gelap dan gelap pada foto udara pankromatik. Selain itu, sawah juga dapat didinterpretasi berdasarkan letaknya yang berada di sepanjang pinggir jalan dan beberapa terletak di antara permukiman. Sawah ini berbentuk kotak-kotak, memanjang, sampai tidak beraturan dengan ukuran yang besar dan tekstur yang halus. Sawah dipeta tentative penggunaan lahan ditandai dengan kode SW.

Berikut Daftar Kunci Interpretasi yang Paling Dominan
No
Jenis Objek
Kunci Interpretasi
1
Lapangan
Asosiasi: Gawang
2
Perguruan Tinggi
Situs: diantara pemukiman (kota)
Asosiasi: bangunan yang rapih dan luas
3
Pemukiman
Pola: menyebar dan berkelompok
Situs: Sepanjang pinggiran sungai, pinggiran jalan, dan berkelompok
4
Sekolah
Asosiasi: bangunan  rapih membentuk leter U
5
Tambak Garam
Situs dan Asosiasi: pinggir pantai
6
Keramba
Bentuk: kotak-kotak
Asosiasi: point pusat pengumpul ikan
7
Landasan Terbang
Bentuk: persegi panjang
Situs: terdapat ditengah area persawahan
Assosiasi: Garis lurus ditengah-tengah persegi panjang
8
Pabrik
Bentuk: persegi panjang
Asosiasi: Atap gedung yang memanjang dan bangunan yang rapi
9
Sawah
Bentuk: Persegi panjang, kotak-kotak, dan tak beraturan
Ukuran: besar atau  luas
Assosiasi: Garis-garis tempat vegetasi tumbuh
Pola: menyebar
10
Laut
Rona: Sangat Cerah
Ukuran: besar atau luas
Tekstur: halus



H.    Kesimpulan
Dari foto udara pankromatik mahasiswa mengetahui penutup dan penggunaan lahan menggunakan unsur atau kunci interpretasi citra. Selain itu mahasiswa dapat melihat dan menganalisis berbagai  kenampakan berupa lahan pertanian (vegetasi), pemukiman, sungai, jalan, lapangan, landasan terbang, dll serta mengaplikasikannya dalam bentuk peta tentative.

I.       Daftar pustaka
Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Sutanto. 2013. Petunjuk Praktikum Penginderaan Jauh Dasar. Geografi UGM   Yogyakarta
Bambang Saeful Hadi. 2007. PANDUAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH      Edisi Revisi I. Yogyakarta.
Kiefer T. M. dan Lillesand R. W., 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gadjah Mada University Press. Bulaksumur, Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi_Udara_dan_Interpretasi_Citra_Satelit. (online). Diakses pada tanggal 01 oktober 2014.
Dony purnomo,2009. Unsur-insur penginderaan jauh. http://masdony.wordpress.com/2009/04/19/unsur-unsur-iterpretasi-peinderaan-jauh/.(online). Diakses pada tanggal 01 oktober 2014
http://www.oocities.org/yaslinus/citra.html. (online). Diakses pada tanggal 08 september 2014


Berikut petunjuk kerja penggunaan lahan:
No
Unsur Interpretasi Berdasarkan Kenampakan Foto Pankromatik
Jenis Objek Penggunaan Lahan
Rona
Bentuk
Ukuran
Bayangan
Tekstur
Pola
Situs
Asosiasi
1
Agak cerah
Persegi panjang
Kecil  
-
Halus
Memusat
Samping sawah dan pemukiman
Gawang
Lapangan (LAP)
2
Agak cerah
Persegi panjang dan kotak-kotak
Sedang
-
Kasar
Memusat
Diantara pemukiman (kota)
Bangunan yang rapih
Perguruan Tinggi (PT)
3
Agak cerah
Tak beraturan
Besar
-
Kasar
Menyebar dan berkelompok
Sepanjang pinggiran sungai, pinggiran jalan, dan berkelompok
Bangunan tak beraturan cakupan luas
Pemukiman (PM)
4
Agak cerah
Persegi panjang
Kecil
-
Kasar
Memusat
Diantara pemukiman (kota)
Bangunan yang rapih dan membrntuk leter U
Sekolah (SK)
5
Cerah
Persegi panjang dan kotak-kotak
Besar
-
Agak kasar
Memusat
Pinggir pantai
Pinggir pantai
Tambak Garam (TG)
6
Cerah
Kotak-kotak
Sedang
-
Agak kasar
Memusat
-
Point pusat pengumpul ikan
Keramba (KR)
7
Cerah
Persegi panjang
Besar
-
Halus
Memusat
Tengah area persawahan
Garis lurus ditengah-tengah persegi panjang
Landasan Terbang (LT)
8
Cerah
Persegi panjang
Sedang
-
Kasar
Memusat
Tengah area persawahan
Atap gedung yang memanjang dan bangunan yang rapi
Pabrik (PB)
9
Cerah- gelap
Persegi panjang, kotak-kotak, dan tak beraturan
Besar
-
Halus
Menyebar
-
Garis-garis tempat vegetasi tumbuh
Sawah (SW)
10
Cerah
Tak beraturan
Besar
-
Halus
Memusat
-
Cerah keseluruhan dan besar
Laut





J.       Lampiran
Foto pankromatik hitam putih JATIM/BAKO/01-08-93 dengan skala 1: 50.000 dan No peta 67.
Description: E:\Universitas Negeri Malang\Scan PJ\61\61.jpg